Senin, 27 April 2009

Bulletin Edisi No.35 bln Agustus 2008 :
Rubrik Opini :
Berprilaku Baik
Oleh : Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera
Perbaikan masyarakat harus dimulai dari perbaikan prilaku tiap-tiap individu. Sikap menuntut atau menggugat kepada orang lain adalah sikap yang tidak bijaksana menurut umat Buddha karena hanya menimbulkan kebencian dan kemarahan. Agama Buddha mengingatkan kepada Dhamma apakah tiap umat Buddha sudahkah masing-masing menuntut dirinya sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.
Prilaku yang buruk, korupsi, pelanggaran hukum, rusaknya lingkungan muncul karena tidak adanya kewaspadaan ke dalam diri terhadap kenikmatan dan kegagalan atau ketidaksenangan. Tanpa adanya kewaspadaan ke dalam diri sendiri maka kenikmatan mudah berubah menjadi keserakahan. Keserakahan yang dibiarkan berkembang menjadi kerakusan. Orang yang rakus seperti orang gila. Dia tidak takut apapun termasuk norma-norma agama, hukum, rasa malu dan yang lainnya. Demikian juga kegagalan dan ketidaknyamanan tanpa adanya kewaspadaan akan berubah menjadi kebencian, kemarahan, dendam dan prilaku buruk. Dengan kewaspadaan dan kearifan, maka kenikmatan dan penderitaan bisa dikendalikan. Dengan kewaspadaan ke dalam dan kearifan, orang akan mudah juga mengendalikan dirinya dari prilaku yang buruk.
Ketegaran diperlukan tidak hanya pada saat terjadi musibah dan bencana, tetapi juga ketegaran terhadap prilakunya sendiri. Tanpa ketegaran terhadap prilaku sendiri akan mudah terseret ke hal yang buruk.
Berprilaku baik itu adalah ibadah yang lebih tinggi daripada ibadah formal. Ibadah formal (sakhara puja) adalah melakukan ritual keagamaan secara formal. Sedangkan ibadah yang lebih tinggi (Dhamma puja) adalah beribadah dengan melakukan perbuatan bajik / berprilaku baik.
Apa guna / manfaat rajin melakukan ibadah formal (ritual keagamaan) tetapi tidak melakukan ibadah prilaku baik sehingga tidak ada perbaikan kepada prilaku. Dengan ibadah prilaku baik maka akan menjaga diri dari keburukan, membangun kembali masyarakat, bangsa dan negara ini.
Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera adalah Kepala Sangha / Sanghapamokha 
Sangha Theravada Indonesia.

Berita Kegiatan :
Dhammasakaccha
Panitia Perayaan Waisak Bersama Tahun 2552 BE / 2008 se-Sulawesi Selatan menggelar Ceramah Dhamma (Dhammasakaccha) bertema “Agama Buddha dan Terapi Mental” di Ming Room, Hotel Dinasti, Makassar pada Minggu (11/5) malam.
Sebagai nara sumber bhikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia YM. Dhammadhiro Thera (Jakarta) dengan moderator Ketua DPD Patria Sulsel Miguel Dharmadjie. Dhammasakaccha merupakan bagian program “Sebulan Pendalaman Dhamma“ (SPD) yang berlangsung dari tanggal 20 April s/d 19 Mei 2008 dan rangkaian kegiatan sosial keagamaan yang digelar menyambut Trisuci Waisak 2552.
Hadir dalam Dhammasakaccha ini Padesanayaka Sulsel YM. Bhikkhu Siriratano, Samanera Sudassano, Ketua Umum Panitia Waisak Bersama se-Sulawesi Selatan Ir. Eddy Abadi T. Sukma beserta jajaran Panitia Waisak Bersama, tokoh-tokoh Buddhis Sulsel serta pimpinan, pengurus dan sekitar 250 orang umat dari berbagai vihara / cetiya dan organisasi Buddhis yang ada di Makassar, Parepare maupun Bone.
Bhikkhu Indonesia pertama lulusan tingkat ke-7 Pali College, Thailand dan kini menjadi staf pengajar di tempat tersebut mengajak umat Buddha untuk menjadi orang yang tidak lengah karena ketidaklengahan adalah jalan menuju keselamatan dan orang yang tidak lengah adalah orang yang hidup. “Untuk itu umat Buddha hendaknya dapat menyadari akan kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesalahan, serta manfaat atau kerugian yang ada dalam hidup ini. Karena orang yang lengah walaupun hidup secara fisik tetapi sebenarnya adalah orang yang telah mati,“ kata anggota tim pembuat ujian Agama Buddha Tingkat Dasar Nasional Thailand ini.
Pada malam sebelumnya (10/5) digelar Diskusi Dhamma bersama YM. Dhammadhiro Thera di Klenteng Xian Ma (Lantai 5) dengan pelaksana KBBV yang dihadiri oleh YM. Bhikkhu Appamatto, YM. Bhikkhu Siriratano dan Samanera Sudassano serta 50 orang umat dari lintas vihara, klenteng dan cetiya.***(Midhata)
Waisaka Puja 2552 BE / 2008
Peringatan Trisuci Waisak 2552 BE / 2008 disambut dengan penuh sukacita, termasuk di kota metro Makassar. Berbagai vihara, cetiya & klenteng yang mengadakan Waisaka Puja 2552 dipadati umat Buddha. Salah satunya Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma) pada Selasa (20/05) pagi. Hadir dalam Waisaka Puja yang diadakan dalam suasana sederhana di Ruang Aula (Lantai 2) ini sekitar 100 orang umat. Detik-detik Waisak 2552 BE sendiri jatuh pada pukul 10.11.08 WITA.
Dalam Hikmah Waisak 2552 BE, YM. Bhikkhu Appamatto mengajak umat Buddha untuk kembali merenungkan dan mengingat Dhamma ajaran Sang Buddha yang telah dibabarkan lebih dari 25 abad lalu dengan memahami kebenaran hakiki yang ada dalam alam semesta ini yang tidak lapuk oleh waktu. Dengan memahami dan menyadari kebenaran hakiki ini, maka akan membantu kita mengurangi serta menghentikan penderitaan yang dialami guna memperoleh pendewasaan batin. Penderitaan dan kehilangan merupakan sesuatu yang wajar. Jika kita telah siap menderita dan siap kehilangan, maka kita tidak akan semakin menderita. Saat yang paling tepat untuk menyadari hal ini adalah ketika kita menjadi orang tua serta saat melihat orang sakit dan orang meninggal,” pesan bhante Appamatto.***(Midhata)
Renungan Satu Abad Kebangkitan Nasional
Untuk lebih menumbuhkan rasa nasionalisme dan memaknai Satu Abad Kebangkitan Nasional yang jatuh bertepatan dengan peringatan Trisuci Waisak 2552 BE / 2008, DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulsel menggelar Renungan Satu Abad Kebangkitan Nasional bertema “Persahabatan dan Perdamaian dalam Perbedaan” di Balai Prajurit M. Jusuf, Makassar pada Selasa (20/5) malam.
Renungan yang menghadirkan nara sumber Gede Prama (Jakarta) ini dihadiri oleh Asisten 1 Pemprov. Sulsel Drs. H.M. Saleh Radjab, MM. mewakili Gubernur Sulsel, tokoh-tokoh dari berbagai elemen masyarakat dan lintas agama, Ketua DPD Walubi Sulsel Budi Sutomo Ie, Bsc. dan jajaran pengurus Walubi Sulsel, Ketua Panitia Ir. Yonggris, MM. serta sekitar 1500 orang undangan.
Suasana khidmat terasa saat lilin dinyalakan sebagai simbol penerangan dalam membakar semangat nasionalisme kebangkitan nasional oleh masing-masing perwakilan dari Pemprov. Sulsel, Kapolda Sulsel, Pembimas Buddha Sulsel, Lima majelis agama, sponsor Telkomsel, KNPI dan Ketua Panitia.
Sebagai bagian renungan, penutur keheningan ini mengajak para undangan untuk lebih banyak introspeksi diri, yaitu : memaknai Kebangkitan Nasional dengan hidup tanpa serakah dan diaplikasikan melalui persahabatan dan perdamaian dalam perbedaan. Kebangkitan Nasional yang diperingati tepat pada peringatan Waisak adalah kebangkitan persahabatan. “Terpenting yakni kita harus bersahabat dengan diri kita sendiri,” kata pria yang manghabiskan masa kecilnya di Desa Tajun, Bali Utara ini. Dengan gayanya yang khas, renungan yang disampaikan disambut dengan sorak tepuk tangan oleh undangan berulang kali.***(Midhata)
Bakti Sosial Kesehatan
Bertempat di Desa Parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa pada Sabtu (14/6) pagi hingga siang berlangsung Bakti Sosial Kesehatan yang digelar Panitia Perayaan Waisak Bersama Tahun 2552 BE / 2008 se-Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Buddhis Universitas Hasanuddin (IMKIS Unhas).
Pembukaan Baksos Kesehatan dihadiri Asisten 1 Pemda Gowa, Padesanayaka Sulsel YM. Bhikkhu Siriratano, Ketua Umum Panitia Waisak Bersama se-Sulawesi Selatan Ir. Eddy Abadi T. Sukma beserta jajaran Panitia Waisak Bersama, dan Ketua IMKIS Unhas Jevin beserta anggota IMKIS. Baksos Kesehatan yang ditangani 6 dokter umum, 1 dokter gigi dan 42 anggota IMKIS ini terdiri dari : sunatan massal (30 orang), ekstrasi gigi (48 pasien) dan pengobatan gratis (226 pasien).***(Midhata)
Musda II DPD Patria Sulsel
Dewan Pengurus Daerah Pemuda Theravada Indonesia Sulawesi Selatan (DPD Patria Sulsel) menggelar Musyawarah Daerah II (Musda II); pemegang kedaulatan tertinggi organisasi di tingkat provinsi; bertema “Bersama Memberi Yang Terbaik” di Ruang Dhammasala Vihara Sasanadipa pada Sabtu (21/6) petang hingga malam.
Pembukaan Musda II dihadiri oleh Upapadesanayaka Sulsel YM. Bhikkhu Chandaviro; Ketua Umum dan Kepala Departemen Organisasi DPP Patria Tanagus Dharmawan, S.Kom. dan Leony Simon, SE.; Ketua PD Wandani Sulsel Herlina Nyana Puspita; Ketua DPD Patria Sulsel Miguel Dharmadjie; Ketua Panitia Musda II Jayakusalo Johan Philipus, ST. serta peserta dan peninjau Musda II.
Musda II dengan agenda utama mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus masa bakti 2005-2008; hasil amanat Musda I di Suppa, Pinrang tanggal 19 Juni 2005; dan memilih pengurus baru masa bakti 2008-2011 ini diikuti 25 orang peserta dan peninjau dari unsur Patria serta unsur vihara dan organisasi Buddhis.
Keputusan penting Musda II ini adalah menerima dengan baik laporan pertanggungjawaban pengurus masa bakti 2005-2008 dan mengangkat Miguel Dharmadjie sebagai Ketua terpilih sesuai hasil voting pemilihan ketua. Ketua terpilih sekaligus sebagai formatur untuk menyusun kepengurusan masa bakti 2008-2011. Usai pelantikan dan pemberkahan Ketua terpilih, Musda II ditutup oleh Ketua Umum.
Bertempat di Ruang Meditasi telah digelar “Temu Komunikasi Ketua Umum DPP Patria dengan Pemuda/i se-Sulsel” pada malam sebelumnya (20/6).***(Pdpdssl) 
24 Bhikkhu Akan Hadiri Rapim STI di Makassar
Untuk pertamakalinya kota Makassar menjadi tempat pelaksanaan pertemuan Sangha, yaitu: Rapat Pimpinan III (Rapim III) / 2008 Sangha Theravada Indonesia (STI) tanggal 10 s/d 12 November mendatang.
Sangha merupakan Persamuhan para Bhikkhu yang memiliki otoritas khusus bagi umat Buddha khususnya mazhab Theravada yang menjadi tumpuan keyakinan (saddha) dan bakti bagi umat Buddha. Sangha Theravada Indonesia merupakan kelanjutan Sangha yang didirikan Buddha Gotama lebih dari 2500 tahun yang lalu, merupakan persamuhan para bhikkhu warga negara Indonesia yang telah menjalani upasampada (penahbisan menjadi bhikkhu) menurut Dhammavinaya serta melaksanakan Buddha Dhamma berdasarkan kitab suci Tipitaka Pali.
Ketua Bhikkhu Pembina STI (Padesanayaka) Daerah Sulawesi Selatan Bhikkhu Siriratano selaku Ketua Panitia Pelaksana mengatakan terpilihnya kota Makassar sebagai tempat pertemuan Sangha karena pertimbangan umat Buddha Makassar yang sudah cukup aktif yang menunjukkan pusat ke-Theravada-an yang jelas dan sebagai pusat dari Indonesia bagian Timur.
Acara Rapim III STI terdiri atas acara pembukaan dan pelaksanaan dimana Pembukaan Rapim III direncanakan dibuka secara resmi oleh Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan akan berlangsung di Krakatau Convention Hall, Hotel Horison pada Senin (10/11) malam. Acara pembukaan ini dirangkaikan dengan Talkshow bertema “Membangun Keimanan dan Kesejahteraan Dalam Kehidupan” dengan narasumber Ketua Dewan Sesepuh STI YM. Dhammasubho Mahathera dan akademisi Prof. DR. H. Qasim Mathar, MA. Sementara pelaksanaan Rapim III STI yang diikuti oleh : Ketua Umum, Ketua-ketua Bidang, Padesanayaka tiap propinsi, Dewan Sesepuh dan Dewan Kehormatan akan berlangsung di Vihara Sasanadipa pada Selasa – Rabu (11-12/11).
Pertemuan Sangha ini diharapkan dapat memberikan berkah bagi kota Makassar dan seluruh masyarakat kota Makassar serta menjadi kesempatan bagi umat Buddha untuk dapat menuangkan rasa bakti kepada Sangha karena jarang untuk dapat bertemu dengan bhikkhu yang berjumlah lebih dari 24 orang bhikkhu dan juga mendorong keyakinan dan semangat umat Buddha untuk senantiasa melakukan praktik Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Sementara melalui Talkshow diharapkan menjadi sarana silaturahmi sebagai wujud persahabatan dengan tokoh-tokoh lintas agama sehingga menghasilkan suatu ide yang dapat bermakna bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Dalam rangkaian pelaksanaan Rapim III STI ini, diadakan pula perayaan Kathina sebagai salah satu dari empat hari besar agama Buddha. Safari Kathina Puja ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada umat Buddha Sulawesi Selatan untuk dapat memberikan penghormatan dan persembahan dana kepada Bhikkhu Sangha. Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi umat Buddha di Sulawesi Selatan karena berdana kepada Sangha berarti pula ikut melestarikan Buddha Dhamma. Adapun rute Safari Kathina Puja di Sulawesi Selatan adalah : Klenteng Kwan Kong / Rumah Ibadah Satya Dharma (Minggu,09/11 pagi), Vihara Jinaraja Sasana (Minggu,09/11 sore), Vihara Sasanadipa di Clarion Convention & Hotel (Rabu,12/11 malam), Vihara Dhamma Palakka Bone (Kamis,13/11 malam), dan Vihara Buddha Dharma Parepare (Jum'at,14/11 malam).***
DPD PATRIA Sulsel 
Akan Gelar Talk Show “Bagaimana Merubah Nasib”
Menyongsong Hari Ulang Tahun ke-13 Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA) yang jatuh pada tanggal 19 Desember 2008 mendatang, Dewan Pengurus Daerah PATRIA Sulawesi Selatan akan menggelar Talk Show bertema “Bagaimana Merubah Nasib Untuk Mencapai Masa Depan Yang Lebih Baik?” pada hari Minggu tanggal 23 November 2008 pkl. 13.00-18.00 WITA di Clarion Hotel & Convention (Hall A), Jl. A.P. Pettarani Makassar.
Talk Show ini akan menghadirkan dua narasumber nasional yang sudah sangat dikenal dan tidak asing lagi di kalangan umat Buddha karena mempunyai kepiawaian dan kemampuan yang luar biasa dalam membawakan materi, yaitu : YM. Uttamo Mahathera (Bhikkhu Sangha Theravada Indonesia dan Webmaster Samaggi-Phala) dari Blitar dan Nathalia Sunaidi (Therapist Past Regression) dari Jakarta.
“Talk Show ini akan membahas tentang apakah benar kehidupan seseorang sekarang ini sudah ditakdirkan dan apakah benar seseorang dapat merubah nasibnya pada kehidupan sekarang serta apakah yang dilakukan oleh orang-orang sukses sehingga mereka dapat memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan pada kehidupan sekarang. Juga tentang kehidupan masa lalu dan kehidupan sekarang seseorang dalam hubungannya dengan kehidupan yang akan datang serta fenomena kelahiran kembali yang akan dijelaskan secara ilmiah melalui pembuktian metode regresi untuk mengungkap kehidupan masa lalu seseorang,” kata Ketua Panitia Jayakusalo Johan Philipus, ST. yang didampingi Ketua DPD PATRIA Sulsel Miguel Dharmadjie, ST. baru-baru ini.
“Ajaklah keluarga, kerabat dan handai taulan untuk mendapatkan semua jawaban atas misteri kehidupan ini serta mendengarkan Ajaran Kebenaran (Dhamma) sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas batin serta membina komunikasi, rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar umat Buddha dalam Talk Show terakbar di penghujung tahun 2008 ini. Informasi tentang Talk Show dan reservasi tiket dapat diperoleh melalui DPD dan DPC PATRIA se-Sulsel, vihara-vihara terdekat maupun panitia. Semoga kehadiran YM. Uttamo Mahathera dapat memberikan manfaat yang besar bagi umat yang ada di Sulsel, khususnya kota Makassar,” tambah Johan mengakhiri penjelasannya.***